Jumat, 06 Februari 2009

Jumat, 19 Desember 2008

ILMIAH

METODE ILMIAH


Oleh : Ryan Ari Setyawan

Mahasiswa Teknik Informatika

Univesitas Janabadra Yogyakarta


Mungkin dilihat dari judulnya saja kalian sudah penasaran begitu pengin tahu apa sih itu “METODE ILMIAH?. Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang metode ilmiah, kita harus mengetahui secara umum tentang berpikir ilmiah yang merupakan kaidah ilmu yang masuk akal. Metode Ilmiah adalah salah satu bentuk pemecahan masalah yang secara realitis atau nyata oleh sebab itu untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut :

  1. Perumusan masalah

  2. Pengumpulan data ( Observasi )

  3. Mengajukan hipotesis

  4. Melakukan pengujian dengan percobaan

  5. Menarik kesimpulan atau hasil akhir dari pemecahan suatu masalah


Sebagai contoh dari hal tersebut adalah Suatu dongeng tentang pasang. Zaman dahulu kala ilmu sangatlah minim dan sangat sederhana sekali orang berpikir tentang hal-hal yang terjadi pada alam ini, mereka hanya menganut mitos-mitos yang mereka percayai. Namun berbeda dengan seorang pertapa yang tekun dan penuh rasa ingin tahu tentang terjadinya pasang surut air laut dengan jalan mengukur waktu dan besar perbedaan antara pasang naik dan pasang surut, dengan sabar menstabulasikan hasil penelitiannya, dan ia menemukan bahwa pasang bekerja seperti sebuah jam. Jangka waktu antara dua pasang naik ditemukan berkisar 12 jam 28 menit. Perbedaan dari air surut ke air pasang ternyata bervariasi secara sistematis, menjadi lebih besar pada satu minggu dan menjadi lebih kecil pada minggu berikutnya, dan seluruh variasi ini berlangsung dalam waktu 14 hari. Lebih istimewa lagi pasang-pasang naik memperlihatkan perbedaan yang bergiliran, dimana jika mereka diberi nomor secara berurutan, nomor genap akan lebih kuat daripada nomor ganjil bertukar menjadi lebih kuat nomor ganjil daripada nomor genap selama 2 minggu berikutnya, dan seluruh peristiwa ini memakan waktu 28 hari.


Pengamatan, Penemuan Dan Deduksi

Di persinggahan kafilah bertemulah pertapa tersebut dengan seorang penemu, beliau adalah penemu hipotesis, teori dan penjelasan. Lalu pertapa tersebut menceritakan semua pengamatannya tentang pasang surut air laut dan bertanya kepada sang penemu, “Apakah menurut anda yang terjadi tentang pasang surut air laut?”. Si penemu menjawab mungkin pasang surut air laut tersebut terjadi karena nafas bumi ataupun mungkin lebih lagi disebabkan oleh bulan. Pertama-tama bulan harus menyebabkan pasang disebabkan oleh daya tariknya. Karena bumi berputar pada porosnya maka tiap titik dipermukaan bumi cenderung untuk naik dua kali dalam sehari. Dan bukan itu saja, pengaruh matahari akan menyebabkan pasang itu menjadi lebih kuat, dan perbedaan yang bergiliran tiap 28 hari.



Pengujian

Setelah dilakukan berbagai pengamatan yang tekun dilakukan, ternyata bahwa hasil pengamatan itu membuktikan kebenaran semua deduksi yang diturunkan dari hipotesis berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dan yakin bahwa pasang surut air laut disebabkan oleh bulan dan matahari.


Kaidah Prosedur Ilmu

Moral dalam dongeng pasang surut air laut belumlah cukup, moral disini adalah pertapa yang sebagai pengamat, penemu yang sebagai pemikir, dan penarikan hipotesis yang menggunakan kekuatan pengamatan fakta-fakta alam dan kecerdasannya untuk mengajukan berbagai hipotesis yang mungkin untuk menjelaskan fakta-fakta tersebut. Kemudian dengan menggunakan logika dalam berpikir untuk melakukan deduksi dari setiap hipotesis.


Ketidaksempurnaan Ilmu

Setiap ilmu pasti tidak lepas dari ketidaksempurnaan, begitupun juga dalam berpikir ilmiah yang banyak sekali memiliki kekurangan. Dalam penarikan hipotesis, pengujian bahkan percobaan sekaligus, salah satunya dalam masalah pasang surut air laut itu sendiri didalamnya banyak sekali kekurangan dan sangatlah belum sempurna.


Hakekat Berteori

Kita menyadari bahwa banyak sekali fakta-fakta alam yang tak dapat diamati secara langsung, baik karena gejala itu tak dapat kita tangkap, atau karena dimensinya sangat kecil, maupun karena hal itu sudah lama terjadi dan takkan berulang lagi. Oleh sebab itu penemuan hipotesis pada dasarnya tidak lebih dari suatu usaha mental untuk membawa fakta-fakta tak dapat ditangkap dalam suatu hubungan sebab akibat dengan fakta-fakta yang dapat ditangkap.


Kepercayaan dalam ilmu

Kepercayaan merupakan faktor yang penting dalam usaha-usaha yang berani menyelidiki fakta yang tertangkap dalam indra. Dalam hal ini ilmu tidaklah berdiri sendiri dalam membangun dunia yang tak terlihat sebagai pelengkap dunia. Dalam bidang bukan ilmu, kepercayaan itu adalah ganjil, fantasis, tidak bertanggung jawab dan tidak tidak koheren, sedangkan dalam bidang ilmu ia teratur,terkontrol, rasional dan koheren.


Hakekat pembuktian ilmu

Sebenarnya dari semua hal diatas, apa sih hubungannya dengan pasang surut?, semua sifat-sifat itu adalah jelas mencirikan kegiatan keilmuan, begitupun yang terjadi dalam dongeng pasang surut ait laut. Hal tersebut disebabkan oleh masalah yang diselidiki, sifat itu tidak terletak dalam pokok permasalahan yang diselidiki namun terletak dalam metode yang dipakai. Metode-metode itu adalah sifat yang masuk akal, yakni semangat untuk menyelidiki secara bebas, dimana tak terdapat penyataan apapun yang diterima tanpa pengkajian yang saksama, dimana kesimpulan yang ditemukan terus digali dan di observasi terus itu lah ilmu yang takkan pernah habis-habis.


Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.

Kriteria
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipolesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi

Langkah-langkah
1. Memilih dan mendefinisikan masalah.
2. Survei terhadap data yang tersedia.
3. Memformulasikan hipotesa.
4. Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa.
5. Mengumpulkan data primair.
6. Mengolah, menganalisa serla membuat interpretasi.
7. Membual generalisasi dan kesimpulan.
8. Membuat Laporan

KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.

6.1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

6.2. Bebas dari Prasangka

Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

6.3. Menggunakan Prinsip Analisa

Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

6.4. Menggunakan Hipotesa

Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

6.5. Menggunakan Ukuran Obyektif

Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6.6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating



LANGKAH DALAM METODE ILMIAH

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.

Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.

  2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.

  3. Membangun sebuah bibliografi.

  4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.

  5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.

  6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung

  7. .Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.

  8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.

  9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.

  10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.

  11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa

  12. .Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.

  13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.

  14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).

  15. Menulis laporan penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) mcmberikan langkah-langkah berikut:
1. Tentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat
2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus: a). Nyatakan apa yang disarankan oleh judul. b). Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum. c). Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.

3. Pemecahan masalah. Dalain niemecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut: a).

Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah. b). Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat. c) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan d). Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan. e). Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah. f). Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.

4. Kesimpulan

a). Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh b). Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.

5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah.

Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah. Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

5.1. Merumuskan serta mcndefinisikan masalah

langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya

5.2. Mengadakan studi kepustakaan

Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

5.3. Memformulasikan hipotesa

Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5.5. Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi

Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

5.8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri

Kesimpulan :

Metode Ilmiah menjadi kerangka dasar kegiatan penelitian, dimana didalam penelitian akan berisi penerapan metode ilmiah













































Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.

Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.

Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru.

Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal.

Dirancang. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.

Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit.